SISTIM KENDALI ANALOG DAN DIGITAL
Pada sistim kendali analog,
pengendali terdiri dari peranti-peranti dan rangkaian-rangkaian analog,
yakni, amplifier-amplifier linier. Sistim-sistim kendali mula-mula
merupakan sistim-sistim analog disebabkan karena hanya teknologi
elektronika analog yang tersedia pada saat itu. Pada sistim kendali
analog, perubahan yang terjadi pada set-point atau sinyal feedback
diindera secara langsung, selanjutnya amplifier mengatur dan
menyesuaikan keluarannya (ke aktuator).
Pada sistim kendali digital,
pengendali menggunakan suatu rangkaian digital. Dalam banyak kasus,
rangkaian digital dimaksud adalah suatu komputer, biasanya berbasiskan
mikroprosesor atau mikrokontroler (pengendali-mikro). Komputer akan
menjalankan program secara berulang-ulang (setiap perulangan disebut
Iterasi atau scan).
Program memerintahkan komputer untuk mengambil nilai set-point dan data
hasil pengukuran dari sensor dan selanjutnya menggunakan angka-angka
ini untuk menghitung keluaran pengendali (yang kemudian dikirim ke
aktuator). Program kemudian akan mulai lagi dari awal dan melakukan
proses yang sama. Satu siklus kerja untuk proses ini berlangsung dalam
waktu kurang 1/1000 detik. Sistim digital hanya mengambil untuk keadaan
input pada selang waktu tertentu dalam proses scan dan memberikan output
terbaru kemudian. Jika terjadi perubahan input setelah proses scan,
maka perubahan ini tidak terdeteksi hingga pada pada proses scan
berikutnya. Fenomena ini merupakan hal mendasar yang membedakannya dari
sistim kendali analog yang secara kontinyu menanggapi setiap perubahan
input yang terjadi. Namun bagi kebanyakan sistim kendali digital, waktu
scan sangat singkat (< 1/1000 detik) dibandingkan dengan waktu
tanggapan bagi proses yang dikendalikan sehingga untuk seluruh tujuan
praktis, tanggapan pengendali terlihat terjadi dengan cepat dan dengan
segera.
Lingkungan
sekitar adalah “dunia analog” dalam hal ini kejadian-kejadian alam yang
terjadi biasanya terjadi dalam pola yang kontinyu dari suatu keadaan ke
keadaan berikutnya. Dengan begitu, kebanyakan sistim kendali
mengendalikan proses-proses yang bersifat analog. Ini berarti bahwa
dalam banyak kasus, sistim kendali digital pada awalnya harus mengubah
data input analog menjadi bentuk digital sebelum dapat digunakan. Hal
yang sama berlaku juga pada bagian output, dimana pengendali digital
harus mengubah sinyal output digital menjadi bentuk analog. Gambar 1.6
menunjukan diagram blok dari sistim kendali digital ikal tertutup.
Perhatikan bahwa terdapat dua blok tambahan yakni blok digital-to-analog converter (DAC) dan blok analog-to-digital converter (ADC).
Gambar
1.6. Diagram blok dari sistim kendali digital ikal tertutup. (aktuator
digital mis. stepper motor memerlukan DAC, sedangkan sensor digital mis.
encoder poros optik memerlukan ADC).
Perhatikan
pula bahwa sinyal umpan-balik (feedback) dari sensor (setelah melewati
ADC) langsung dikirim ke pengendali (komputer), berbeda dengan sistim
analog, dimana sinyal feedback diberikan ke komparator untuk
membandingkannya dengan nilai set-point. Ini, berarti bahwa pada sistim
digital komputer langsung berfungsi sebagai komparator antara nilai
set-point dengan nilai sinyal feedback.
KLASIFIKASI SISTIM-SISTIM KENDALI
Klasifikasi atau penggolongan sistim kendali dapat juga dilakukan dengan cara lain, yakni melalui jenis-jenis aplikasinya.
Kendali Proses
Kendali
proses mengacu kepada suatu sistim kendali yang dipergunakan untuk
mengawasi serangkaian proses-proses industri dengan tujuan agar dapat
dilaksanakan dengan seragam, sehingga menghasilkan produk yang benar.
Gambar 1.7. Contoh Sistim Kendali Ikal Tertutup Untuk Kendali Proses
Contoh
klasik dari kendali proses adalah sistim kendali ikal tertutup untuk
menjaga suhu oven listrik agar tetap pada nilai tertentu, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.7. Dalam contoh ini, bertindak sebagai
aktuator adalah elemen pemanas, sedangkan variabel atau besaran yang
dikendalikan adalah suhu. Sebagai sensor suhu digunakan termokopel
(peranti yang berfungsi untuk mengubah perubahan suhu menjadi perubahan
tegangan listrik). Pengendali mengatur pemberian tenaga listrik kepada
elemen listrik dengan cara tertentu sehingga suhu didalam oven dapat
dipetahankan sesuai nilai set-point (ditunjukkan oleh termokopel).
Contoh
lain untuk kendali proses adalah contoh pada pabrik cat, dimana dua
jenis cat berwarna, masing-masing biru (blue) dan kuning (yellow)
dicampur untuk memperoleh cat dengan warna hijau (green) seperti pada
Gambar 1.8. Untuk mempertahankan keseragaman warna hijau yang dihasilkan
maka pengaturan proporsi volume cat biru dan kuning harus dipertahankan
agar tetap konstan selama proses pencampuran. Pengaturan ditunjukkan
pada Gambar 1.8(a) melalui pengaturan bukaan katup 1 dan katup 2, yang
secara manual diatur bukaannya hingga diperoleh kecerahan warna hijau
yang diinginkan. Masalahnya adalah jika ketinggian cairan cat pada
masing-masing bak penampung berubah, hal ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan aliran cat, menyebabkan proporsi campuran berubah.
Untuk
mempertahankan aliran yang konstan dari kedua bak penampung walaupun
terjadi perubahan level / tinggi cairan cat, maka perlu digunakan dua
buah katup yang diaktifkan dengan tenaga listrik (dan pengendalinya)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.8(b). Masing-masing katup akan
mempertahankan laju aliran tertentu ke bagian pencampur (mixer),
tanpa dipengaruhi oleh perubahan tekanan dari bak penampung. Secara
teori, jika cat biru dan kuning masing-masing diatur terpisah maka
harusnya diperoleh warna campuran yang selalu sama. Namun dalam
prakteknya, faktor-faktor lain seperti suhu atau kelembaban dapat
mempengaruhi sifat kimia pada proses pencampuran sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan warna campuran cat yang dihasilkan.
Cara
terbaik untuk menanggulangi hal ini adalah dengan mempergunakan sistim
yang ditunjukkan pada Gambar 1.8(c); dalam hal ini sensor dipergunakan
untuk memonitor warna yang dhasilkan. Jika warna yang dihasilkan menjadi
hijau tua maka pengendali akan meningkatkan kecepatan aliran cat warna
kuning, sebaliknya jika warna hijau yang dihasilkan terlalu muda, maka
aliran cat warna kuning dikurangi. Sistim ini lebih sesuai karena
memantau parameter aktual yang harus dipertahankan. Pada sistim yang
sebenarnya, pengaturan dengan cara sederhana seperti ini tidak dapat
dilakukan disebabkan sensor yang dapat langsung mengukur keluaran sistim
tidak ada dan atau proses akan melibatkan banyak variabel yang harus
diperhitungkan pengaruhnya.
Kendali proses dapat juga diklasifikasikan sebagai proses batch atau proses yang kontinyu. Pada proses kontinyu terjadi
aliran material atau produk yang kontinyu, seperti pada contoh
pencampuran cat seperti yang telah diuraikan diatas. Suatu proses batch memiliki
awal dan akhir proses (yang biasanya dilaksanakan berulang-ulang).
Contoh proses batch misalnya proses pembuatan adonan roti dan proses
pemuatan kotak ke atas pallet.
Pada
pabrik-pabrik yang besar seperti pada kilang minyak, banyak proses yang
terjadi secara simultan dan harus dikoordinasikan karena output dari
satu proses merupakan input bagi proses yang lain. Pada masa awal
aplikasi kendali proses, pengendali-pengendali terpisah-pisah digunakan
untuk masing-masing proses, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.9(a).
Permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan cara ini ialah bahwa,
untuk mengubah keseluruhan alur dari produk, maka masing-masing
pengendali harus diatur ulang secara manual.
Pada
era tahun 1960-an, sistim yang baru dikembangkan dimana seluruh
pengendali-pengendali terpisah digantikan dengan satu komputer besar.
Dilustrasikan pada Gambar 1.9(b), sistim ini disebut direct digital control(DDC) / kendali digital langsung. Keuntungan dari cara ini
adalah
bahwa masing-masing proses dapat dilakukan, dipantau dan diatur dari
tempat yang sama, Juga karena komputer dapat “melihat” keseluruhan
sistim, maka komputer dapat melaksanakan pengaturan untuk meningkatkan
kinerja total sistim. Kelemahan dari cara ini adalah seluruh pabrik
bergantung kepada satu komputer, sehingga jika komputer gagal beroperasi
akan menyebabkan keseluruhan proses produksi pabrik terhenti.
Gambar 1.8. Proses Kendali Pencampuran Cat
daftar pustakanya mana
BalasHapusCasino Finder (Google Play) Reviews & Demos - Go
BalasHapusCheck Casino Finder (Google Play). casinosites.one A gri-go.com look septcasino at some of the https://sol.edu.kg/ best gambling sites in the world. They offer a full game library, febcasino